Demo Tolak IKN dan Kenaikan BBM

Mahasiswa dari berbagai organisasi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Kota Tasikmalaya, menggelar aksi menentang kebijakan yang dicanangkan oleh Pemerintah,. Massa menggeruduk dan duduki gedung DPRD dengan mempunyai sejumlah spanduk bertuliskan menolak kebijakan pemerintah.

Dalam aksi itu sempat berjalan kericuhan waktu Kapolres Tasikmalaya Kota, AKBP Aszhari Kurniawan akan berpidato dan memegang pengeras nada atau mic. Namun, tiba-tiba mampir seorang mahasiswa merebut mic yang dipegang Kapolres. Sontak, anggota polisi lain yang tersedia di lokasi melerai insiden itu, kemudian para mahasiswa terpancing emosi. Massa pun semakin panas sesudah Kapolres meninggalkan lokasi. Mereka coba mengejarnya sampai berjalan miskomunikasi.

Perwakilan massa aksi dari Himpunan Mahasiswa Islam Indonesia (HMI) Kota Tasikmalaya, Andi Perdiana mengatakan, aksi itu dilakukan untuk memprotes sejumlah kebijakan yang dicanangkan oleh pemerintah. Di antaranya, massa menuntut supaya pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) dibatalkan. Pasalnya, di dalam keadaan negara layaknya waktu ini pembangunan IKN dirasa tidak memungkinkan.

“Kami dari lebih dari satu OKP, tersedia dari HMI, PMII, Hima Persis, kemudian IMM dan lainnya, di dalam hal ini menuntut sejumlah tuntutan. Pertama, kita menolak pembangunan Ibu Kota Negara gara-gara dirasa di dalam keadaan hari ini belum memungkinkan,” kata Andi.

Menurut Andi, massa juga menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dengan Flow Meter SHM dan terasa prihatin dengan langkanya ketersediaan minyak goreng di lebih dari satu daerah. Selain itu, massa pun menolak perpanjangan massa tiga periode Presiden Joko Widodo.

Hal itulah, yang sebabkan para mahasiswa turun ke jalan jalankan aksi unjuk rasa.”Tentang kenaikan harga BBM serta kelangkaan minyak goreng, ini menjadi perhatian kita juga. Selain itu, berkenaan penundaan atau perpanjangan massa tiga priode yang ke tiga. Tentunya ini suatu alasan kita turun,” ucap Andi.

Sementara itu, Kapolres Tasikmalaya Kota, AKBP Aszhari Kurniawan mengatakan, terdapatnya insiden kericuhan waktu dirinya akan memegang mic dan direbut oleh mahasiswa, dirinya memang akan menyampaikan pesan dari ketua DPRD Kota Tasikmalaya berkenaan aksi yang dilakukan mahasiswa.

“Ya tadi tersedia insiden waktu merebut mic, gara-gara aku coba untuk menyampaikan bahwa Pak Ketua (DPRD) akan hadir, ternyata tadi tersedia yang merebut (mic) supaya tadi sempat berjalan sedikit tersedia insiden,” kata Kapolres Tasikmalaya Kota, AKBP Aszhari Kurniawan.

Aszhari memastikan, di dalam insiden tersebut tak sampai tersedia tindakan kekerasan. Baik dari pihak mahasiswa, maupun dari aparat.

“Tidak ada, tadi tidak tersedia pukul-pukulan. Dari kita juga gak tersedia yang kena pukul. Wajar lah, kita kan klien masyarakat, kita pelayan masyarakat menjadi kita tidak tersedia kepentingan,” ucap Aszhari.Dalam aksi tersebut, masaa enggan berdialog dengan perwakilan dari DPRD maupun dari Pemerintah Kota Tasikmalaya. Pasalnya, masaa terasa udah tak yakin dengan kelembagaan pemerintah. Usai jalankan aksi dan duduki gedung DPRD, massa membubarkan diri secara tertib.