Gas Alam Yang Semakin Terpinggrikan

Indonesia memiki cadangan gas alam yang besar. Saat ini, negara ini miliki cadangan gas terbesar ketiga di lokasi Asia Pasifik (setelah Australia dan Republik Rakyat Tiongkok), berkontribusi untuk 1,5% berasal dari keseluruhan cadangan gas dunia.”Cadangan tersebut jika dibandingkan bersama jumlah penduduk, we are nothing,”  kebijakan daya di Cina dan Indonesia tidak serupa 180 derajat. “Di sana, mereka tidak dulu mengajari anak-anaknya bahwa Cina kaya sumber energi. Makanya, mereka senang membayar daya bersama proses mereka, tetapi mereka lebih maju,”

Indonesia mengolah kira-kira dua kali lipat berasal dari gas alam yang dikonsumsinya. Kendati begitu, ini tidak artinya bahwa mengolah gas domestik mencukupi permintaan gas domestik. Bahkan, ada kekurangan gas untuk industri-industri domestik di Indonesia.

Salah satu perusahaan gas alam yaitu Perusahaan Gas Negara (PGN) belum sanggup mencukupi permintaan domestik. Ini miliki dampak-dampak yang miliki cakupan luas karena perihal ini memicu Perusahaan Listrik Negara (PLN), pembeli gas domestik terbesar, mengalami kekurangan struktural suplai gas dan memaksa PLN untuk beralih ke bahan-bahan bakar fosil – yang lebih mahal dan tidak ramah lingkungan – yang lain, layaknya minyak bumi, untuk menghasilkan listrik. Meskipun begitu, pemadaman listrik kerap berlangsung di seluruh negeri (terutama di luar kota-kota besar Pulau Jawa), dan sebab itu membebani industri-industri negara ini. Terlebih lagi, nyaris 80 juta penduduk Indonesia belum miliki akses listrik layaknya yang ditunjukkan oleh takaran kelistrikan Indonesia yang relatif rendah terhadap 84,1% di 2014.

Pemerintah Indonesia mempunyai tujuan untuk halangi ekspor gas negara ini di dalam rangka mengamankan suplai domestik sambil mendorong pemanfaatan gas alam sebagai sumber bahan bakar untuk mengonsumsi industri dan personal.

Sebagian besar hasil mengolah gas diekspor karena mengolah gas negara ini didominasi oleh perusahaan-perusahaan asing yang cuma bersedia untuk berinvestasi apabila diizinkan mengekspor komoditi ini. Saat ini, perusahaan-perusahaan asing, layaknya CNOOC Limited, Total E&P Indonesia, Conoco Philips, BP Tangguh, dan Exxon Mobil Oil Indonesia, berkontribusi untuk kira-kira 87% berasal dari mengolah gas alam Indonesia. Sisa 13% diproduksi oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pertamina. Sekitar setengah berasal dari keseluruhan hasil mengolah gas dijual secara komersil.